Lisda Hendrajoni Apresiasi Program Perioritas GTK di Sumatera Barat

 

PADANG, PRODAERAH.- Komisi X DPR RI memberikan apresiasi dan dukungan terhadap implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini disampaikan Lisda Hendrajoni selaku anggota Komisi X DPR RI  salah seorang Keynote Speaker pada kegiatan Dukungan Pendampingan Program Prioritas GTK Dalam Mendukung Merdeka Belajar Dengan Komisi X DPR RI, yang berlangsung di Kota Solok pada Sabtu (10/6) kemarin.

Untuk itu Lisda menyampaikan, meski terbilang baru namun hingga saat ini sebanyak 80 persen sekolah di Indonesia telah menggunakan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran. Kurikulum Merdeka tidak wajib diterapkan oleh satuan pendidikan, tetapi sekolah-sekolah terpanggil untuk menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut.

“ Ini sangat luar biasa. Meskipun tidak diwajibkan, namun sekolah-sekolah terpanggil untuk menerapkannya (Kurikulum pendidikan). Bahkan saat ini sudah 80% sekolah telah menggunakannya,” Terangnya.

Srikandi Partai Nasdem tersebut menjelaskan, Kurikulum Merdeka saat ini dapat memangkas konten sebanyak 30-40 persen kurikulum dari sebelumnya. Hal ini dirasa sangat relevan dengan kebutuhan saat sekarang. Bahkan dari berbagai survei ke beberapa negara, diketahui bahwa peserta didik tidak membutuhkan konten yang padat namun lebih kepada pendalaman pada suatu hal.

“Dari 30-40 persen konten yang dipangkas tersebut, Kurikulum Merdeka dialihkan kepada kreativitas peserta didik serta refleksi dan inovasi bagi tenaga pendidik. Tentunya dengan diluncurkannya program Merdeka Belajar agar kualitas SDM Indonesia mampu bersaing dengan banyak negara lain di seluruh belahan dunia,”Jelasnya.
Politisi asal Sumatera barat tersebut menambahkan, penerapan Kurikulum merdeka belajar, juga menjadi suatu tantangan baru bagi para guru untuk memberikan inovasi dalam system pembelajaran di sekolah, sehingga dapat keluar dari Zona nyaman yang lama.

Selain itu para guru juga diberikan keleluasan dalam menguasai berbagai
macam kompetensi dan kecakapan dalam mengajar. Guru dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berargumentasi, berpendapat, serta memberikan soal dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Soal HOTS), yang dapat melatih Kompetensi peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi serta kemampuan bekerja sama.

“ Tidak hanya untuk para siswa, guru sebagai seorang pendidik mempunyai banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka, namun juga keleluasaan dalam penerapan system sehingga para guru juga dapat belajar dari pengalaman” jelasnya.

Terakhir anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera barat I tersebut berharap kedepan Indonesia dapat menciptakan generasi Emas, melalui system Kurikulum merdeka serta gerak dari Guru Penggerak.

Kita berharap Indonesia di masa sekarang dapat menciptakan Generasi Emas dan Generasi yang mampu bersaing di masa yang akan datang. Khususnya Sumatera barat adalah generasi yang berakhlak mulia karena Pendidikan Agama kita pun sudah terkenal kuat,” pungkasnya.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Premiere Hotel Syariah Kota Solok tersebut, diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tampak hadir sejumlah pejabat Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatera barat, Kepala Dinas Pendidkan Kota solok dan sejumlah guru penggerak sebagai peserta.

Reporter:Ef